![Gambar terkait](https://images2.minutemediacdn.com/image/upload/c_fill,w_912,h_516,f_auto,q_auto,g_auto/shape/cover/sport/valencia-v-manchester-united-uefa-champions-league-5c1b1c395cd07e061e000001.jpg)
Pogba diharapkan dapat menjadi pemimpin di skuat Manchester United, namun justru ia yang paling sering berselisih dengan manajer. Hubungannya dengan Jose Mourinho meretak pada akhir musim 2017-18 dan awal musim 2018-19.
Hal itu disebut menjadi pemicu dipecatnya Mourinho dari kursi manajer. Setelah sempat tampil prima di bawah kendali Ole Gunnar Solskjaer, Pogba kembali meredup pada fase akhir musim 2018-19.
Hal itu karena Pogba dikabarkan ingin hijrah ke Real Madrid. Ia disebut ingin berkolaborasi dengan Zinedine Zidane. Namun, Pires memberikan saran yang diplomatis untuk Pogba.
“Paul Pogba adalah pemain yang hebat. Saya tahu, kalau ia mengalami musim yang sulit bersama Manchester United,” ujar Pires.
“Semua orang terus berbicara mengenai harga yang dibayarkan Manchester United untuk mendatangkan Pogba tidak sepadan dengn kontribusinya. Semua orang selalu mengaitkannya dengan uang.”
“Saya rasa hal itu yang membuat Pogba tak nyaman dan tak bisa tampil maksimal. Namun, menurut saya yang terbaik bagi Pogba adalah bertahan di Manchester United.”
“Manchester United adalah satu di antara klub terbesar di dunia. Pogba memiliki utang dan harus menyelesaikan kewajibannya di klub tersebut.”
“Ada alasan kenapa Manchester United berani mengeluarkan dana yang banyak untuk memboyongnya. Ketika klub melakukan hal tersebut, mereka memiliki keyakinan kepada Pogba.”
“Jadi, menurut saya jika Pogba mau mendengarkan. Ia wajib membayar kepercayaan Manchester United dengan bertahan di klub tersebut,” ungkap Pires.
Kontrak Pogba bersama Manchester United tersisa hingga Juni 2021. Artinya, Pogba kemungkinan besar dijual pada akhir musim 2019-20 jika tidak menambah durasi kontraknya di Manchester United.